Berdasarkan Silsilah Ahli Waris Daulat yang Dipertuan Raja Alam Pagaruyung, Daulat Yang Dipertuan Sultan Tangkal Alam Bagagar Syah yang dikenal juga dengan panggilan Yang Dipertuan Hitam mempunyai empat orang saudara; Puti Reno Sori, Tuan Gadih Tembong, Tuan Bujang Nan Bakundi dan Yang Dipertuan Batuhampar, hasil perkawinan dari Daulat yang Dipertuan Sultan Alam Muningsyah (II) yang juga dikenal dengan kebesarannya Sultan Abdul Fatah Sultan Abdul Jalil (I) dengan Puti Reno Janji Tuan Gadih Pagaruyung XI.
Daulat Yang Dipertuan Sultan Tangkal Alam Bagagar Syah menikah pertama kali dengan Siti Badi’ah dari Padang mempunyai empat orang putera yaitu: Sutan Mangun Tuah, Puti Siti Hella Perhimpunan, Sutan Oyong (Sutan Bagalib Alam) dan Puti Sari Gumilan.
Dengan isteri keduanya Puti Lenggogeni (kemenakan Tuan Panitahan Sungai
Tarab) mempunyai satu orang putera yaitu Sutan Mangun (yang kemudian menjadi
Tuan Panitahan SungaiTarab salah seorang dari Basa Ampek Balai dari Kerajaan
Pagaruyung).Sutan Mangun menikah dengan Puti Reno Sumpu Tuan Gadih Pagaruyung
ke XIII (anak Puti Reno Sori Tuan Gadih Pagaruyung XII dan kemenakan kandung
dari Sultan Alam Bagagarsyah).
Dengan isteri ketiganya Tuan Gadih Saruaso (kemenakan Indomo Saruaso, salah
seorang Basa Ampek Balai Kerajaan Pagaruyung) mempunyai putera satu orang:
Sutan Simawang Saruaso (yang kemudian menjadi Indomo Saruaso).
Dengan isteri keempatnya Tuan Gadih Gapuak (kemenakan Tuan Makhudum
Sumanik) mempunyai putera dua orang yaitu Sutan Abdul Hadis (yang kemudian
menjadi Tuan Makhudum Sumanik salah seorang Basa Ampek Balai dari Kerajaan
Pagaruyung) dan Puti Mariam. Sutan Abdul Hadis mempunyai delapan orang putera
yaitu: Sutan Badrunsyah, Puti Lumuik, Puti Cayo Lauik, Sutan Palangai, Sutan
Buyung Hitam, Sutan Karadesa, Sutan M.Suid dan Sutan Abdulah. Puti Mariam
mempunyai dua orang putera : Sutan Muhammad Yakub dan Sutan Muhammad Yafas
(kemudian menjadi Tuan Makhudum Sumanik)
Adik perempuan dari Daulat Sultan Alam Bagagarsyah yaitu Puti Reno Sori
yang kemudian dinobatkan menjadi Tuan Gadih Pagaruyung XII menikah dengan
saudara sepupunya Daulat Yang Dipertuan Sultan Abdul Jalil Yamtuan Garang Yang
Dipertuan Sembahyang II Raja Adat Pagaruyung, mempunyai seorang puteri yaitu
Puti Reno Sumpu Tuan Gadih Pagaruyung XIII. Puti Reno Sumpu dengan suami
pertamanya Sutan Ismail Raja Gunuang Sahilan mempunyai seorang puteri: Puti
Sutan Abdul Majid. Sedangkan dengan suami keduanya: Sutan Mangun Tuan Panitahan
Sungai Tarab (putera dari Sultan Alam
Bagagarsyah) mempunyai seorang puteri: Puti Reno Saiyah Tuan Gadih Mudo
(Tuan Gadih ke XIV).
Puti Reno Saiyah ini menikah dengan Sutan Badrunsyah Penghulu Kepala Nagari
Sumanik (putera dari Sutan Abdul Hadis dan cucu dari Sultan Alam Bagagarsyah)
mempunyai putera empat orang yaitu: Puti Reno Aminah Tuan Gadih Hitam Tuan
Gadih Ke XV, Puti Reno Halimah Tuan Gadih Kuniang, Puti Reno Fatimah Tuan Gadih
Etek dan Sultan Ibrahim Tuanku Ketek.
Puti Reno Aminah dengan suami pertamanya Datuk Rangkayo Basa, Penghulu
Kepala Nagari Tanjung Sungayang mempunyai seorang puteri: Puti Reno Dismah Tuan
Gadih Gadang (Tuan Gadih Pagaruyung XVI) dan dengan suami keduanya Datuk
Rangkayo Tangah dari Bukit Gombak mempunyai putera satu orang: Sutan Usman
Tuanku Tuo.
Puti Reno Dismah Tuan Gadih Gadang menikah dengan Sutan Muhammad Thaib
Datuk Penghulu Besar (ibunya Puti Siti Marad adalah cucu dari Sutan Abdul Hadis
dan cicit dari Sultan Alam Bagagarsyah, sedangkan ayahnya Sutan Muhammad Yafas
adalah anak dari Puti Mariam dan cucu dari Sultan Alam Bagagarsyah) mempunyai
putera enam orang: Puti Reno Soraya Thaib, Puti Reno Raudhatuljannah Thaib,
Sutan Muhammad Thaib Tuanku Mudo Mangkuto Alam, Puti Reno Yuniarti Thaib, Sutan
Muhammad Farid Thaib, Puti Reno Rahimah Thaib.
Sutan Usman Tuanku Tuo menikah dengan Rosnidar dari Tiga Batur (cicit dari
Sutan Mangun anak Sutan Alam Bagagarsyah) mempunyai putera delapan orang: Puti
Rahmah Usman, Puti Mardiani Usman, Sutan Akmal Usman Khatib Sampono, Sutan M
.Ridwan Usman Datuk Sangguno, Sutan Rusdi Usman Khatib Muhammad, Puti Rasyidah
Usman, Puti Widya Usman, Sutan Rusman Usman, Puti Sri Darma Usman.
Puti Reno Halimah Tuan Gadih Kuniang tidak mempunyai putera.
Puti Reno Halimah Tuan Gadih Kuniang tidak mempunyai putera.
Puti Reno Fatimah Tuan Gadih Etek menikah dengan Ibrahim Malin Pahlawan
dari Bukit Gombak mempunyai putera tiga orang: Puti Reno Nurfatimah Tuan Gadih
Angah, Puti Reno Fatima Zahara Tuan Gadih Etek dan Sutan Ismail Tuanku Mudo. Puti
Reno Nurfatimah Tuan Gadih Angah menikah dengan Sy.Datuk Marajo dari Pagaruyung
mempunyai seorang putera : Sutan Syafrizal Tuan Bujang Muningsyah Alam.
Puti Reno Fatima Zahara menikah dengan Sutan Pingai Datuk Sinaro Patiah
Tanjung Barulak (adalah cicit dari Puti Fatimah dan piut dari Sultan Abdul
Jalil Yamtuan Garang Yang Dipertuan Sembahyang) mempunyai putera delapan orang:
Sutan Indra Warmansyah Tuanku Mudo Mangkuto Alam, Sutan Indra Firmansyah, Sutan
Indra Gusmansyah, Puti Reno Endah Juita, Sutan Indra Rusmansyah, Puti Reno
Revita, Sutan Nirwansyah Tuan Bujang Bakilap Alam, Sutan Muhammad Yusuf.
Sutan Ismail Tuanku Mudo menikah dengan Yusniar dari Saruaso (adalah cicit
dari Yam Tuan Simawang anak Sultan Alam Bagagarsyah) mempunyai putera tujuh
orang: Sutan Fadlullah, Puti Titi Hayati, Sutan Satyagraha, Sutan Rachmat Astra
Wardana, Sutan Muhammad Thamrinul Hijrah, Puti Huriati, Sutan Lukmanul Hakim.
Sutan Ibrahim Tuanku Ketek dengan isteri pertamanya Dayang Fatimah dari
Batipuh (kemenakan Tuan Gadang Batipuh) mempunyai seorang putera: Sutan Syaiful
Anwar Datuk Pamuncak; dengan istri keduanya Nurlela dari Padang mempunyai
seorang putera: Sutan Ibramsyah dan isteri ketiganya Rosmalini dari Buo
mempunyai puteri dua orang: Puti Roswita dan Puti Roswati.
Dari kutipan Silsilah Ahli Waris Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Pagaruyung
dapat dilihat bahwa ahli waris baik berdasarkan garis matrilineal maupun
patrilineal adalah anakcucu dari Puti Reno Sumpu Tuan Gadih Pagaruyung ke XIII
yang sampai sekarang mewarisi dan mendiami Istano Si Linduang Bulan di Balai
Janggo Pagaruyung Batusangkar.
Setelah mamaknya Sultan Alam Bagagarsyah ditangkap Belanda pada tanggal 2
Mei 1833 dan dibuang ke Batavia dan ayahnya Daulat Yang Dipertuan Abdul Jalil
Yang Dipertuan Sembahyang mangkat di Muara Lembu, maka Yang Dipertuan Gadih
Puti Reno Sumpu dijemput oleh Datuk-datuk Yang bertujuh untuk kembali ke
Pagaruyung melanjutkan tugas mamak dan sekaligus tugas ayahnya sebagai Raja
Alam dan Raja Adat.
Sesampainya di Pagaruyung, ternyata tidak ada lagi istana yang berdiri di
Pagaruyung karena telah dibumi hanguskan. Kemudian pemerintah Belanda
menawarkan bantuan untuk mendirikan istananya di Gudam atau di Kampung Tengah
atau di Balai Janggo. Beliau memilih mendirikan istananya di Balai Janggo
dengan alasan dekat dengan padangnya, Padang Siminyak (diceritakan oleh cucu
beliau Puti Reno Aminah Tuan Gadih Hitam kepada penulis). Nama Istana Si
Linduang Bulan kembali dipakai (nama istana tempat kediaman Raja Pagaruyung
sejak dulu) untuk nama istana yang baru itu, sekaligus sebagai pengganti dari
istana-istana raja Pagaruyung yang terbakar semasa Perang Paderi.
Istana Si Linduang Bulan ini kemudian terbakar lagi pada tanggal 3 Agustus
1961. Atas prakarsa Sutan Oesman Tuanku Tuo ahli waris Daulat Yang Dipertuan
Raja Alam Pagaruyung beserta anak cucu dan keturunan; Tan Sri Raja Khalid dan
Raja Syahmenan dari Negeri Sembilan, Azwar Anas Datuk Rajo Sulaiman, Aminuzal
Amin Datuk Rajo Batuah, bersama-sama Sapiah Balahan, Kuduang Karatan, Timbang
Pacahan, Kapak Radai dari Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Pagaruyung serta Basa
Ampek Balai dan Datuk Nan Batujuh Pagaruyung, Istana Si Linduang Bulan dibangun
kembali dan diresmikan pada tahun 1989. (Red)
Disarikan oleh : Puti Reno Raudha Thaib